ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
ORGANISASI
(Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Strategi Pendidikan)
Dosen Pengampu : Rahmatullah,M.Pd.
Oleh :
Syafi’i
NIM : 2015.77.20.011
Progam Studi: Manajemen Pendidikan
Islam
STAI “MA’HAD
‘ALY AL-HIKAM”
MALANG
November 2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang.
Dalam
menghadapi persaingan dalam dunia pendidikan diperlukan suatu strategi yang
tepat guna memenangkan persaingan tersebut. Memberikan perhatian kepada
lingkungan merupakan cara terbaik untuk merumuskan strategi yang akan
diterapkan guna menghadapi persaingan. Faktor-faktor lingkungan yang dimaksud
dalam makalah iniadalah lingkungan internal. Makin besar suatu organisasi,
makin kompleks pula bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi dalam
menghadapi lingkungan internal tersebut[1].
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan
mencapat sasarannya.
Manajemen
strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan
bidang perilaku organisasi. Tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah
mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan
tepat untuk mensukseskan organisasi. Lingkungan Internal berkaitan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Faktor internal
perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya
dapat diperbaiki. Di makalah ini akan dibahas
bagaimana analisis lingkungan dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan
serta saya akan membahas tentang elemen-elemen apa saja yang ada pada analisis
lingkungan lembaga pendidikan islam. Salah satu tujuan penting dari studi
lingkungan internal adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Oleh
karena itu analisis lingkungan internal sangat penting bagi lembaga pendidikan
islam dalam memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk menyusun
strategi dalam mengelola peluang dan ancaman yang muncul.
B. Rumusan masalah.
1. Apakah pengertian dari analisis lingkungan organisasi ?
2. Apa saja
komponen-komponen dalam menganalisis lingkungan internal lembaga pendidikan?
C. Tujuan
1. Dapat
mengetahui pengertian dari analisis lingkungan internal organisasi.
2. Dapat
mengetahui apa saja komponen-komponen dalam menganalisis lingkungan internal lembaga
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian analisis lingkungan internal.
Menurut David ( 2009, p176 ) semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan
dalam berbagai bidang fungsional bisnis[2].
Analisis lingkungan eksternal terhadap peluang dan ancaman tidak cukup untuk
memberikan sebuah lembaga keuntungan kompetitif. Analisis
lingkungan internal lebih mengarah pada analisis intern lembaga dalam menilai
atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi keuangan dan
akuntansi, pemasaran, riset dan pengembangan, personalia serta operasional.
Menurut Jauch dan Glueck (1997), lingkungan internal adalah proses dimana
perencanaan strategi mengkaji faktor internal
lembaga untuk menentukan dimana lembaga
memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola peluang
secara efektif dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan[3].
Sedangkan menurut Pearce dan Robinson Jr, dalam Kotler (2005), analisis
lingkungan internal adalah pengertian mengenai pencocokan kekuatan dan
kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal[4].
Jadi analisis
lingkungan internal menurut pemakalah adalah suatu proses atau kegiatan untuk
mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan suatu lembaga agar kita tahu dimana
lembaga tersebut berada.
Hasil dari analisis
lingkungan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan.Kekuatan atau keunggulan perusahaan itu meliputi keunggulan
pemasaran, keunggulan sumberdaya manusia, keunggulan kuangan, keunggulan
operasi dan keunggulan organisasi dan manajemen[5].
B. Komponen-komponen
dalam menganalisis lingkungan internal
organisasi pendidikan.
Analisis
lingkungan internal (ALI) berupa pencermatan dan identifikas terhadap kondisi
intenal organisasi, menyangkut organisasi, biaya oprasional, efektifitas
organisasi, sumber daya manusia, srana dan prasarana maupu dana yang tersedia.
Pencermatan dilakukan dengan mengelompokkan atas hal-hal yang merupakan
kekuatan (strength) atau kelemahan (weakness) organisasi dalan
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran[6].
Lingkungan
internal merupakan roh dalam sebuah lembaga untuk menjamin keberlangsungan
proses pendidikan yang sedang belangsung oleh karena itu dibutuhkan manjemen
pengelolaan yang baik.
a.
Analisis siswa atau
peserta didik
Pesrta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
pembelajaran yang tersedia pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu[7].Oemar
Hamalik di kutip dari Ari Hidayat dan Imam Machali mendefinisikan peserta didik
sebagai suatu kompenen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya
diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia berkualitas.
Adapun tahapan tahapan
pengelolan peserta didik menuurut Ari Hidayat dan Imam Machali sebagai berikut.
a) Analisis kebutuhan peserta didik.
b) Rekruitmen peserta didik.
c) Seleksi peserta didik.
d) Orientasi.
e) Penenmpatan pesrta didik.
f)
Pembinaan dan
penagenbangan peserta didik.
g) Pencatatan dan pelaporan.
h) Kelulusan dan Alumni.
Oleh karena itu
manajemen kesiswaan pendidikan Islam bila dilihat dari segi tahapan dalam masa
studi di sekolah/madrasah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu, penerimaan
siswa baru, proses pembelajaran dan persiapan studi lanjut atau bekerja. Dengan
istilah lain, tiga tahapan tersebut dapat disebut denga tahapan penjaringan,
pemprosesan dan pendistribusian. Semua tahapan tersebut membutuhkan pengelolaan
secara maksimal agar mendapatkan hasil yang maksimal pula.
b. Analisis tenaga kependidikan.
USPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikanadalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Peranan guru yang
sangat penting tersebut bisa menjadi potensi besar dalam memajukan atau
meningkatkan mutu pendidikan Islam, atau sebaliknya bisa juga menghancurkannya.
Ketika guru benar-benar berlaku profesional
dan dapat mengelola pendidikan dengan baik, tentunya mereka semakin
bersemangat dalam menjalankan tugasnya bahkan rela melakukan inovasi
pembelajarn untuk kesuksesan pembelajaran
peserta didik[8].
c. Analisis sarpras sekolah
Sarana pendidikan
adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan dan perlengkapan yang langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti buku, meja, kursi, alat
peraga, buku pelajaran dan lain-lain. Sedangkan prasarana semua kompenen yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pembelajaran di lembaga
pendidikan tersebut seperti gedung, ruangan, jalan menju sekolah, halaman
sekolah, tata tertib sekolah dan lain-lain.
Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga
pendidikan Islam sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin sesuai dengan
ketentuan-ketentuan berikut;
a) Lengkap siap dipakai setiap saat, kuat, dan awet.
b) Rapi indah bersih, anggung, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan
perassan siapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan Islam.
c) Kreatif, inovatif, responsif dan variatif sehingga dapat merangsang
timbulnya imajinaasi peserta didik.
d) Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui perencanaan yang
matang untuk menghidari kecendrungan bongkar pasan bangunan.
e) Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan
sosio-religius seperti mushalla atau masjid..
Oleh karena itu, sarana dan prasarana pendidikan Islam
seharusnya diupayakan semaksimal mungkin agar lembaga pendidikan Islam Memiliki daya tarik yang khas. Jika terjadi
demikian, maka posisi tawar lembaga tersebut terhadap masyarakat sekitar
sangatlah tinggi. Hal ini mungkin terjadi jika sarana dan prasarana ini
mendapat perhatian besar dari manajer pendidikan Islam mulai tahap perencanaan
sampai pada perawatan /pemeliharaan.
d. Analisis kurikulum, materi pendidikan dan proses belajar mengajar
Selama ini kurikulum di
anggapa sebagai penentu keberhasilan
pendidikan, termasuk pendidikan Islam[9]. Karena
itu, perhatian para guru, dosen, kepala sekolah/madrasah, ketua rektor, maupun
praktisi pendidikan terkonsentrasi pada kurikulum. Padahal kurikulum bukanlah
penentu utama. Dalam kasus pendidikan di Indonesia misalnya. Problem yang
paling besar di hadapi bangsa ini sesungguhnya bukan problem kurikulum,
meskipun bukan berarti kurikulum tidak menimbulkan problem, namun masalah
kesadaran merupakan masalah yang besar. Yaitu lemahnya kesadarn untuk
berprestasi, kesadarn untuk sukses, kesadaran untuk meningkatkan SDM, kesadaran
untuk menghilangkan kebodohan, maupun kesadaran untuk berbuat yang terbaik.
Menurut Mujamil Qomar yang dikutip dari Al-Syaibani
mengutarakan beberapa ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam.
a)
Menonjolkan tujuan
agama dan akhlak pada sebagai tujuan, kandungan, metode alat dan tekniknya.
b)
Memiliki perhatian yang
luas dan kandungan yang menyeluruh.
c)
Memliki keseimbangan
antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian, pengalaman dan
kegiatan pengajaran yang beragam.
d)
Berkecenderungan pada
seni halus, aktivitas pendiddkan, jasmani, latihan militer, pengetahuan
teknik latihan kejuruan dan bahasa asing
untuk perorangan maupun mereka yang memiliki kesediaan, bakat dan keinginan.
e)
Keterkaitan kurikulum
dengan kesediaan, minat, kemampuan, kebutuhan, dan perbedaan perorangan di
antara mereka[10].
Ciri-ciri ini
menggambarkan adanya berbagai tuntutan yang harus ada dalam kurikulum
pendidikan Islam. Tuntutan ini terus berkembang sesuai dengan tantangan zaman
yang sedang dihadapi. Tantangan pendidikan Islam dizaman sekarang tentu sangat
berbeda denganzaman klasik dulu. Tantangan dizaman sekarang tentu lebih
kompleks. Kurikulum pendidikan harus dirancang dengan sebagus mungkin untuk
menghasilkan output yang memuaskan.
e.
Analisis
administrasi dan keuangan sekolah.
Selama ini ada kesan
bahwa keuangan adalah segalanya dalam memajukan suatu lembaga pendidikan. Tanpa
dukungan finasial yang cukup, manajer lembaga pendidikan seakan tidak bisa
berbuat banyak dalam upaya memajukan lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Sebab
mereka berpikir semua uapaya memajukan senantiasa harus dimodali dengan uang.
Upaya memajukan kompenen-kompenen
pendidikan tanpa disertai
dukungan uang pasti akan berhenti di tengah jalan.
Setidaknya ada dua hal
yang meneybabkan timbulnya perhatian yang besar pada keuangan yaitu, Pertama,
keuangan termasuk kunci penentu kelangsungan dan kemajuan lembaga pendidikan.
Kenyataan ini mengandung konsekuensi bahwa program-program pembaruan atau
pengembangan pendidikan bisa gagal dan berantakan manakala tidak didukung oleh
dana yang memadai. Kedua, lazimnya uang dalam jumlah besar sulit sekali
didapatkan khususnya lembaga pendidikan
swasta yang baru berdiri.
Sumber keuangan atau pembiayaan pada suatu sekolah
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga sumber.
a) Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya, bersifat umum
dan khususserta di peruntukkan bagi pendidikan.
b) Orangtua atau peserta didik.
c) Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat[11].
]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Analisis lingkungan
internal adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengukur sejauh mana kekuatan
dan kelemahan suatu lembaga agar kita tahu dimana lembaga tersebut berada.Hasil
dari analisis lingkungan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Kekuatan atau keunggulan perusahaan itu meliputi keunggulan
pemasaran, keunggulan sumberdaya manusia, keunggulan kuangan, keunggulan
operasi dan keunggulan organisasi dan manajemen.
Lingkungan
internal merupakan roh dalam sebuah lembaga untuk menjamin keberlangsungan
proses pendidikan yang sedang belangsung oleh karena itu dibutuhkan manjemen
pengelolaan yang baik, meliputi: a. Analisis siswa atau
peserta didik, b. Analisis tenaga
kependidikan, c. Analisis sarana fisik
sekolah, d. Analisis kurikulum, materi pendidikan dan proses belajar mengajar,
e. Analisis administrasi dan keuangan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2006. Manajemen
Strtegis Konsep, terj. Ichan Setiyo Budi,
Jakarta: Salemba Empat.
E. Mulyasa, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep strategi
dan Implementasi, Bandung; Remaja Rosda Karya.
Engkoswara dan Aan
Komariah, 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung; Alfabeta.
http://serewax.blogspot.co.id/2014/03/analisis-lingkungan-internal.htmldiakses
tgl 13-11-2017.
Hidayat, Ara dan Imam
Machali, 2012, Pemgelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam
Mengelolah Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta; Kaukaba.
Jauch, L.R dan Glueck, W.R. (1997), Manajemen Strategis dan
Kebijakan Perusahaan, Edisi IV, Erlangga, Jakarta.
Qomar, Mujamil,
2007. Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, Bandung: Erlangga.
Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi:Struktur, Desain, dan
Aplikasi. Penerbit Arcan. Jakarta.
[2]Jurnal. David,
Fred R. “Manajemen Strategis” edisi ke-12. Jakarta : 2009,
hal 176.
[3]Jauch, L.R dan
Glueck, W.R. (1997), Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Edisi
IV, Erlangga, Jakarta.
[4] Robbins,
Stephen P. 1994. Teori Organisasi:Struktur, Desain, dan Aplikasi. Penerbit
Arcan. Jakarta.
[6] Engkoswara dan
Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, Bandung; Alfabeta, 2010, hlm.,
138.
[7] Ara Hidayat
dan Imam Machali, Pemgelolaan Pendidikan..., hlm., 150
[8] Mujamil Qomar,
Manajemen Pendidikan Islam,.. hlm. 129
[9] Mujamil Qomar,
Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam, Bandung: Erlangga, 2007, hlm., 149
[11] E. Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah, Konsep strategi dan Implementasi, Bandung; Remaja Rosda
Karya, 2002, hlm., 49

Tidak ada komentar:
Posting Komentar